Reyoet: Meski saat ini dikatakan Indonesia sudah
masuk kategori negara tidak miskin karena kemajuan dan pertumbuhan
makroekonomi yang sangat menjanjikan, akibat yang menyenangkan bagi
kelompok masyarakat miskin belum dirasakan.
"Kelompok miskin pada saat ini menghadapi beban ganda kesehatan dalam bentuk 'triple burden'," ucap Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. Zaenal Abidin, MH dalam 'Orasi Soetomo dan Dialog Kebangsaan', di Museum Kebangkitan Nasional, di Jakarta, Selasa (21/5/2013)
"Kelompok miskin pada saat ini menghadapi beban ganda kesehatan dalam bentuk 'triple burden'," ucap Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. Zaenal Abidin, MH dalam 'Orasi Soetomo dan Dialog Kebangsaan', di Museum Kebangkitan Nasional, di Jakarta, Selasa (21/5/2013)
Masalah pertama, merupakan penyakit menular lama belum teratasi dengan tuntas, lalu disusul penyakit menular yang pernah selesai di masa lalu. "Contohnya saja Malaria dan TBC," terang Zaenal.
Yang kedua adalah penyakit menular baru seperti HIV/AIDS. Dan terakhir, ancaman penyakit tidak menular (PTM) yang kini juga telah didominasi kelompok masyarakat miskin.
"PTM seperti stroke, penyakit jantung pembuluh darah, kencing manis, ginjak dan kanker," jelas Zaenal.
Mengapa demikian? Karena menurut Zaenal, berkah kemajuan dan pertumbuhan makroekonomi dengan cepat mengubah perilaku hidup kelompok miskin.
"Kaum miskin kini lebih mudah memperoleh makanan enak yang kaya akan gula, kaya lemak, dan kaya akan garam," terangnya lebih lanjut.
Tidak hanya itu, kaum miskin pun kini mulai ikut menikmati kemajuan teknologi transportasi sehingga nyaris tidak ada lagi aktivitas fisik yang memadai.
"Jadi, kelompok miskin adalah paling rawan dan menjadi kelompok utama menderita akibat masalah ganda kesehatan," tandasnya
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH