Sebuah penelitian menemukan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif jauh
lebih rewel dan lebih suka menangis, dibandingkan bayi yang hanya diberi
susu formula biasa.
Namun, para ibu diharapkan tidak terlalu
cemas. Perilaku seperti ini dianggap wajar dan ibu harus bisa
menenangkan si kecil daripada harus 'mencekoki' bayi dengan botol susu
saat si kecil rewel.
Peneliti mengungkapkan bahwa sifat bayi yang
mudah marah, bukanlah tanda bayi merasa lapar atau stres, melainkan itu
merupakan bagian alami dari bentuk komunikasi dinamis antara bayi dan
ibunya.
Penelitian dilakukan untuk menilai tingkat tempramen dari
316 bayi pada usia 3 bulan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh
sang ibu. Setiap skor berbeda antara bayi yang diberikan makanan berupa
ASI eksklusif, susu formula dan campuran antara susu ASI dan susu
formula.
"Secara khusus, dibandingkan dengan bayi yang diberi
susu formula, bayi ASI dilaporkan menunjukkan tekanan yang lebih besar,
kurang tersenyum, tertawa bahkan berbicara. Mereka juga lebih lambat
untuk menenangkan diri setelah mengalami tekanan atau kegembiraan, dan
lebih sulit ditenangkan oleh ibunya," ungkap peneliti, dalam hasil
penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal online Public Library of
Science ONE.
Penelitian ini juga membantu menjelaskan mengapa
banyak ibu yang menyerah saat memberikan ASI pada bayi dalam jangka
waktu pendek, hanya gara-gara bayi lebih cenderung menangis.
"Temuan
kami sebenarnya mirip dengan tahap kehidupan lainnya, bahwa orang orang
menemukan kenyamanan pada makanan," ungkap peneliti Dr Ken Ong dari
Unit Dewan Penelitian Medis Epidemologi di Cambridge, seperti yang
dilansir melalui Dailymail, Rabu (11/1).
Bayi yang hanya diberi
susu formula biasa lebih mungkin mengalami kelebihan makanan. Sama
seperti orang dewasa yang kelebihan makanan, bayi yang diberi susu
kalengan jauh lebih tenang dan jarang rewel. Namun, peneliti
mengingatkan pemberian susu formula yang mengandung gizi berlebihan akan
menyebabkan kenaikan berat badan bayi yang terlalu cepat hingga
berisiko mengalami obesitas dini
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH