70% Usia Produktif di China Sudah Nikmati Seks Pranikah

Reyoet, Beijing: Seks yang dilakukan sebelum menikah bisa memberikan dampak berbahaya bagi kesehatan. Tapi kini seks pranikah jadi hal yang umum di China, karena sekitar 70 persen usia produktif di China sudah menikmati hubungan seks sebelum menikah.

Data pada tahun 1994 menunjukkan hanya 40 persen orang yang melakukan hubungan seks pranikah, jumlah ini lebih rendah dibanding tahun 1989 yang hanya 15 persen. Tapi survei menemukan saat ini lebih dari 70 persen orang yang sudah menikmati seks pranikah.

Penelitian yang diberi judul 'Report on the Health of Chinese People's Sex Life' ini mewawancarai 1.013 orang dari 31 Provinsi serta melakukan survei secara online terhadap 20.000 orang pada bulan Maret. Responden ini berusia 20-39 tahun yang sebaguan besar bergelar sarjana.

"Hasil ini menunjukkan pandangan orang China terhadap seks pranikah mengalami perubahan paling besar dibanding isu-isu seks lainnya," ujar seksolog Li Yinhe, seperti dikutip dari MedIndia, Selasa 17/4/2012).

Li Yinhe menuturkan orang-orang ini melihat hubungan seks sebagai bentuk kesenangan dan bukan lagi sebagai sarana untuk menghasilkan keturunan. Padahal hukum di China tertera usia minimal perempuan untuk menikah adalah 20 tahun dan laki-laki 22 tahun.

Survei ini juga menemukan meskipun persentase seks pranikah tinggi, tapi lebih dari setengah partisipan yang disurvei ini mengaku tidak pernah menerima pendidikan seks jenis apapun.

Sekitar kurang dari 9 persen orang diajarkan tentang seks di sekolah, dan sekitar 1,5 persen mengaku diberitahu tentang seks oleh orangtuanya. Namun diketahui internet adalah sumber utama bagi orang-orang China untuk mendapatkan pengetahuan tentang seks.

Melakukan hubungan seks pranikah bisa memberikan berbagai macam dampak buruk termasuk dalam hal kesehatan seperti meningkatkan risiko tertular penyakit infeksi menular seksual.

Padahal ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan seseorang jika ia mampu menunda melakukan hubungan seks hingga menikah yaitu:

1. Stabilitas hubungan dinilai 22 persen lebih tinggi
2. Kepuasan hubungan dinilai 20 persen lebih tinggi
3. Kualitas hubungan seksual dinilai 15 persen lebih tinggi
4. Komunikasi dinilai 15 persen lebih baik