Reyoet, Jakarta: Tidak gampang memilih studio tato yang aman,
sebab hingga kini tidak ada sertifikasi resmi dari dinas kesehatan
sebagai pihak yang mengontrol. Lalu bagaimana cara memilih studio tato
yang terpercaya agar terhindar dari risiko infeksi?
Seorang tattooist (seniman tato) asal Yogyakarta, Lois Nur Fathiarini mengakui bahwa sertifikat yang dimiliki studio tato pada umumnya bukan berasal dari dinas kesehatan. Sertifikat yang ada dibuat oleh organisasi tato tanpa proses audit, itu pun lebih difungsikan sebagai tanda keanggotaan saja.
Oleh karena itu wajar jika pengawasan dari dinas kesehatan bakal sulit dilakukan. Satu-satunya yang paling memungkinkan adalah pengawasan person-to-person di antara sesama tattooist, untuk saling mengingatkan agar menjaga standar kerja tattooist internasional.
Seorang tattooist (seniman tato) asal Yogyakarta, Lois Nur Fathiarini mengakui bahwa sertifikat yang dimiliki studio tato pada umumnya bukan berasal dari dinas kesehatan. Sertifikat yang ada dibuat oleh organisasi tato tanpa proses audit, itu pun lebih difungsikan sebagai tanda keanggotaan saja.
Oleh karena itu wajar jika pengawasan dari dinas kesehatan bakal sulit dilakukan. Satu-satunya yang paling memungkinkan adalah pengawasan person-to-person di antara sesama tattooist, untuk saling mengingatkan agar menjaga standar kerja tattooist internasional.
"Kontrol juga ada baiknya dari pihak klien atau masyarakat. Harus jadi konsumen yang cerdas, nggak asal pilih studio atau tattooist yang kasih harga murah, tapi juga kualitas yang baik dan menjaga standar kerja profesional," kata Lois saat dihubungi detikHealth, Rabu (2/5/2012).
Lois yang juga seorang kolektor tato memiliki cara tersendiri untuk memilih studio tato yang terpercaya. Untuk menilai kualitasnya, perempuan muda beranak satu yang tubuhnya penuh tato ini akan menanyakan atau menyaksikan langsung proses kerja sang tattooist.
Menurut Lois, cara si tattooist memperlakukan peralatan atau mempersiapkan tempat kerjanya sangat mencerminkan disiplin kerjanya. Misalnya selama sedang menato pelanggan, sang tattooist seharusnya tidak menerima telepon atau maupun sekedar memegang ponsel.
"Kalau saya nggak bisa lihat sendiri cara kerjanya, seenggaknya saya harus yakin kalau tattooist-nya ngerti prosedur sterilisasi dan sebagainya," kata Lois yang sudah 2 tahun menekuni seni tato profesional dan memiliki studio tato di Yogyakarta yang dikelolanya bersama sang suami.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH