Thursday, August 23, 2012

Pria Kegemukan Bisa Pengaruhi Sperma

Reyoet, Sydney: Kelebihan berat badan tak hanya rawan terserang penyakit yang mematikan. Bagi pria, obesitas juga bisa mempengaruhi sperma mereka.

Ilmuwan Melbourne mempelajari dampak obesitas pada kehamilan. Mereka mengklaim, pria perlu menurunkan berat badannya sebelum berpikir menjadi ayah.

Menurut para ahli reproduksi dari University of Melbourne Departemen Zoologi, pria obesitas bisa berdampak negatif pada sperma, yang bisa menyebabkan janin lebih kecil, buruknya keberhasilan kehamilan dan kurang berkembangnya plasenta. Demikian laporan dari Medis Xpress, Kamis (23/8).

Temuan akan dipresentasikan pada Annual Scientific Meeting of the Endocrine Society dari Australia dan Society for Reproductive Biology 2012, mulai 26-29 Agustus di Gold Coast.

World Health Organization (WHO) menunjukkan bawah 75 persen laki-laki di Australia kelebihan bobot badan alias obesitas, yang secara luas melebih rata-rata global 48 persen.

"Australia memiliki masalah berat badan, tingkat obesitas di kalangan pria usia reproduksi sudah lebih dari tiga kali lipat dalam tiga dekade terakhir," kata Profesor David Gardner, salah satu peneliti dalam studi ini.

Menurutnya, banyak pria yang tidak mengerti kontribusi yang mereka memiliki. "Mereka harus sehat sebelum persiapan hamil. Sperma mereka perlu fit untuk terciptanya kehidupan."

Pada penelitian ini, para ilmuwan menggunakan in vitro fertilization (IVF) untuk menentukan dampak ayah yang obesitas pada implantasi embrio ke dalam rahim dan perkembangan janin.

Implantasi adalah perlekatan dan penetrasi berikutnya oleh telur yang telah dibuahi (pada tahap blastokista bebas zona) di dinding rahim, yang dimulai dari 5 sampai 7 hari setelah pembuahan.

Natalie Binder, seorang kandidat PhD, mengembangkan embrio dari tikus berat badan normal dan tikus jantan obesitas. Para tikus gemuk telah dicekoki makanan cepat saji selama sepuluh minggu. Dan hasilnya, tikus yang obesitas menghasilkan janin yang berkembangannya tertunda.

"Kami menemukan perkembangan janin yang tertunda yang dihasilkan dari ayah obesitas. Tingkat implantasi embrio ke dalam rahim dan perkembangan janin menurun pada hewan-hewan ini hingga 15 persen," katanya.

"Selain itu, berat plasenta dan perkembangan secara signifikan berkurang untuk embrio yang berasal dari sperma laki-laki gemuk."

Temuan ini menunjukkan bahwa ayah obesitas tidak hanya berdampak negatif pada perkembangan embrio, tetapi juga berdampak pada keberhasilan implantasi ke dalam rahim. Yang kemudian menghasilkan plasenta kecil yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin yang berisiko bagi kesehatan keturunannya dalam jangka panjang.

"Studi kami memberikan informasi lebih lanjut tentang dampak obesitas pada pria dan kemampuan mereka untuk memulai sebuah keluarga dan kebutuhan untuk menurunkan bobot beberapa kilo dalam persiapan untuk kehamilan, " kata dia menambahkan.

No comments:

Post a Comment

KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH

Followers