Reyoet, Washington: Remaja yang sering sexting ternyata bisa mempengaruhi perilaku seksualnya. Pada penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Pediatrics disebutkan remaja yang sexting cenderung lebih aktif secara seksual, dan beberapa lebih mungkin terlibat dalam seks berisiko.
Sexting merupakan pengiriman dan penerimaan pesan SMS seksual eksplisit atau foto melalui telepon seluler. Sexting ini bukan merupakan aktivitas seksual alternatif, namun cara itu bisa berhubungan dengan aktivitas seksual.
"Sexting adalah bagian baru dari kehidupan seks remaja," kata peneliti Eric Rice, asisten profesor pekerja sosial di University of Southern California, Los Angeles.
Sexting merupakan pengiriman dan penerimaan pesan SMS seksual eksplisit atau foto melalui telepon seluler. Sexting ini bukan merupakan aktivitas seksual alternatif, namun cara itu bisa berhubungan dengan aktivitas seksual.
"Sexting adalah bagian baru dari kehidupan seks remaja," kata peneliti Eric Rice, asisten profesor pekerja sosial di University of Southern California, Los Angeles.
Rice menemukan bahwa 15% dari remaja yang memiliki akses ke ponsel telah
melakukan sexting, dan 54 persen melaporkan mengetahui seseorang yang
telah mengirim sebuah sexting.
Rice mengatakan sexting seharusnya ditangani dalam kelas pendidikan
seks. Topik ini juga bisa membantu orangtua membuka percakapan soal seks
dengan anak remaja mereka.
Rice melihat data dari lebih dari 1.800 siswa sekolah tinggi di Los
Angeles. Sebagian besar siswa berusia 14 sampai 17 tahun. Mereka
menjawab pertanyaan tentang praktek sexting dari mereka sendiri dan
teman-teman mereka. Mereka juga melaporkan tentang aktivitas seksual
mereka dan praktek seks yang aman.
Hampir 87 persen siswa mengaku sebagai heteroseksual. Sementara yang
lainnya dilaporkan sebagai gay, lesbian, biseksual, transgender, atau
tidak yakin orientasi mereka.
Temuan Rice mengungkapkan, mereka yang memiliki teman-teman yang
mengirim sexting jauh lebih mungkin melakukan sexting, sekitar 17 kali
lebih. "Dan remaja yang sexting, tujuh kali lebih mungkin untuk aktif
secara seksual," katanya.
Rice menemukan perbedaan antara remaja yang lurus dan remaja lainnya.
Mereka yang dilaporkan menjadi non-heteroseksual hampir tiga kali lebih
mungkin untuk melakukan sexting. Mereka 1,5 kali lebih mungkin melakukan
aktivitas seksual dan hampir dua kali lebih mungkin untuk memiliki
hubungan seks tanpa kondom di pertemuan terakhir mereka.
Rice tidak bisa menjelaskan perbedaannya, tapi ia berspekulasi bahwa
Internet dapat menjadi cara yang lebih mudah untuk terhubung dengan
remaja non-heteroseksual.
Sebagian besar mereka adalah remaja yang Latino atau Hispanik, sementara
sekitar seperlima berkulit putih atau Afrika-Amerika. "Ini adalah
gambaran dari pemuda perkotaan," kata Rice.
Awal tahun ini, studi menemukan bahwa lebih dari 1 dalam 4 remaja telah
mengirim foto bugil diri mereka sendiri melalui teks atau email. Dan
mereka yang mengirimkan foto telanjang lebih cenderung aktif secara
seksual.
"Kami menemukan sexting merupakan perpanjangan dari kehidupan offline,"
katanya. "Ini merupakan representasi dari apa yang mereka lakukan dalam
kehidupan mereka yang sebenarnya."
Sementara temuan untuk remaja gay, lesbian, dan transgender masih memerlukan studi lebih lanjut.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH