Reyoet, Jakarta: Pengalaman orgasme tiap orang
berbeda-beda. Sejumlah wanita mempunyai pengalaman orgasme dan tidak
mengetahuinya. Lantas wanita pilih seks atau hubungan seks untuk
mencapai orgasme?
Beberapa orang tidak mengalami orgasme yang membuat otot panggulnya berkontraksi. Namun orang itu bakal mencapai puncak gairahnya setelah bersantai dan konten. Sebaliknya, ada wanita yang sangat terangsang namun tidak mengalami orgasme. Ia bisa gugup atau mengalami ketidaknyamanan dalam panggulnya.
Berikut sejumlah fakta tentang seks seperti dikutip MidDay, Minggu (6/1/2013):
Beberapa orang tidak mengalami orgasme yang membuat otot panggulnya berkontraksi. Namun orang itu bakal mencapai puncak gairahnya setelah bersantai dan konten. Sebaliknya, ada wanita yang sangat terangsang namun tidak mengalami orgasme. Ia bisa gugup atau mengalami ketidaknyamanan dalam panggulnya.
Berikut sejumlah fakta tentang seks seperti dikutip MidDay, Minggu (6/1/2013):
1. Perasaan seks seorang wanita bisa sekuat pria
Klitorisnya mengandung banyak saraf sebanyak di kepala penis pria. Tapi jauh lebih sedikit sehingga sensasi yang dirasakan wanita tidak terlalu intens.
2. Sekitar sepertiga wanita mengalami orgasme secara teratur selama berhubungan seksual
Sepertiga bisa mencapai orgasme dengan hubungan seksual tapi membutuhkan rangsangan yang ekstra.
Satu dari tiga wanita tidak pernah mencapai orgasme selama hubungan seksual, tapi bisa dengan rangsangan manual dan oral. Orgasme menjadi variasi normal dari seksualitas perempuan.
3. Pria bukan pasangan yang buruk jika wanitanya tidak orgasme
Meski banyak cara yang membantu pasangan mencapai orgasme, pada akhirnya wanita bertanggung jawab untuk kesenangan seksualnya sendiri.
4. Jika Anda berpikir wanita selalu menyukai yang bertenaga dan cepat, Anda salah
Wanita jarang mengeluh tentang pasangannya. Namun, pria merasa terhubung dengan pasangannya. Seperti kelembutannya dalam menyentuh tubuhnya.
5. Sekitar dua pertiga wanita masturbasi pada beberapa waktu dalam kehidupannya
Sejumlah wanita terlibat dalam aktivitas yang bisa menciptakan kenikmatan bagi dirinya baik itu dengan pasangan atau tidak.
Kebanyakan wanita mengalami orgasme melalui masturbasi dan penelitian menunjukkan bahwa orgasme cenderung lebih intens ke fisik dibandingkan secara alami dengan pasangannya.
Ini mungkin karena wanita lebih fokus pada kenikmatan dirinya. Banyak wanita yang mengalami orgasme pertama kali
melalui masturbasi.
6. Apakah wanita mengalami orgasme atau tidak, wanita bisa sangat puas tanpa orgasme
Di sisi lain, wanita yang mengalami orgasme mungkin tidak puas secara fisik tapi tidak secara emosional. Cara terbaik untuk menentukan apakah pasangan puas adalah dengan bertanya padanya bagaimana perasaannya dan apakah ada sesuatu yang diinginkannya.
7. Orgasme vagina tidak selalu lebih baik dibanding orgasme klitoris
Klitoris selalu terlibat dalam memicu orgasme pada wanita, meski pengalaman waniat dalam orgasme berbeda setiap orang.
Klitoris menjangkau lebih jauh ke dalam tubuh dibanding yang diperkirakan. Ini mungkin yang menjadi alasan kenapa wanita merasa orgasme vagina lebih kuat.
Dalam kebanyakan kasus, klitoris tidak dirangsang oleh penetrasi vagina. Sehingga orgasme kemungkinannya jauh lebih kecil terjadi melalui hubungan seks.
8. Ini mitos ketika wanita mengatakan 'tidak' artinya mungkin
Untuk melanjutkan seks tanpa persetujuan pasangan adalah ide yang buruk, terlepas dari jenis kelamin Anda.
9. Banyak wanita percaya kalau dirinya tidak bisa hamil ketika menstruasi
Yang benar adalah, wanita bisa hamil kapan saja ketika melakukan hubungan seks.
Waktu menstruasi yang paling tidak mungkin untuk hamil pada wanita, yang siklus periodenya regular (setiap 28-32 hari). Wanita yang memiliki menstruasi yang tidak teratur hanya 20-26 hari malah bisa hamil selama menstruasi.
Sperma dapat hidup di dalam tubuh selama tiga sampai lima hari setelah berhubungan. Seorang wanita yang memiliki siklus yang tidak teratur atau lebih pendek bisa ovulasi lebih awal dari biasanya.
10. Puncak seksual wanita
Seorang wanita mengalami puncak seksual secara fisik antara 30-an dan 40-an, dan puncak seksual psikologis dalam usia 50-an, yang menjelaskan Syndrome Toy Boy(hubungan wanita tua dengan pria muda)
Kini, dokter telah mengidentifikasikan kondisi seksual yang mempengaruhi wanita yang diberi nama Persistent Sexual Arousal Syndrome (PSAS). Gejala utamanya relatif konstan, perasaan stimulasi genital yang tak henti-hentinya.
PSAS ini penyakit gangguan seksual yang sangat kompleks. Penyakit ini tidak hanya muncul ketika menonton film porno atau melihat sesuatu yang merangsang. Tapi bisa muncul kapan saja, bahkan dalam kondisi biasa-biasa saja.
Dr Goldmeier dalam The International Journal of STD dan AIDS, PSAS terjadi ketika seorang wanita menjadi terangsang tanpa sadar untuk waktu yang lama tanpa adanya hasrat seksual.
Penelitian tersebut mengatakan tidak jelas apa penyebab PSAS, meskipun hubungannya ke antidepresan belum dikesampingkan. Pengamatan klinis dari kondisi itu telah menemukan bukti pembengkakan dan edema dari vulva, labia dan klitoris.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH