Reyoet, Jakarta: Terapi paliatif yang sifatnya
memberi harapan bagi anak-anak penderita penyakit kronis seperti kanker
dan HIV tidak cukup hanya dilakukan tim medis. Keluarga dekat juga
berperan penting. Ini bagai obat mujarab untuk mereka.
"Asuhan paliatif dapat diberikan oleh keluarga si anak. Itu jauh
lebih bagus, sebenarnya. Tidak harus selalu tim medis kok, yang dapat
memberikan pengasuhan paliatif ini," ujar Program Manager Yayasan Rumah
Rachel dalam acara SEHATi Bicara 'Tekankan Manfaat Asuhan Paliatif' Nurhanita, di Jakarta, yang ditulis Sabtu (19/7/2013).
Keluarga
terdekat memang sangat dianjurkan untuk dapat memberikan pengasuhan
ini. Sayang, minimnya pengetahuan keluarga terdekat akan pengasuhan
paliatif membuat langkah ini mau tidak mau ditangani oleh tim medis.
Nurhanita
yang kerap disapa Onet ini menyebutkan, tim medis yang biasa memberikan
pengasuhan paliatif di antaranya dokter (dokter spesialis sampai dokter
umum), tim perawat, tim terapi, dan ahli gizi.
"Di luar negeri sendiri, ada terapis musik dan terapis bermainnya. Sayang, di Indonesia belum ada," tutur Onet.
Tak
ketinggalan, selain beberapa kalangan seperti disebutkan masih ada
psikolog, pekerja sosial, dan ahli spiritual. "Spiritual ini tidak
selalu harus pemuka agama. Institusi agam, dan spiritual konsuler juga
bisa," tambah Onet.
Yang terpenting idealnya, lanjut Onet,
keluarga terdekatlah yang sudah pasti cocok menjadi pengasuh untuk
memberikan pengasuhan paliatif ini.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH