Reyoet, New York: Pemotongan kelamin tak hanya
dialami pria. Sejumlah wanita di Timur Tengah dan Afrika masih ada yang
mengalami mutilasi organ genital (Female Genital Mutilation/FGM).
Lebih dari 30 juta anak perempuan di Timur Tengah berisiko mengalami
FGM meski dunia sudah menentangnya. Dan dari data UNICEF saja, lebih
dari 125 juta wanita dan gadis hidup dengan mengalami FGM. Sementara 30
anak perempuan berisiko mengalami FGM dalam 10 tahun berikutnya.
"Hasil
penelitian menunjukkan, anak perempuan cenderung dipotong (kelaminnya)
sekitar 30 tahun yang lalu," begitu isi laporan seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (26/7/2013).
"FGM
merupakan pelanggaran terhadap hak seorang gadis untuk kesehatan,
kesejahteraan, dan penentuan nasib," kata Wakil Direktur Eksekutif
UNICEF Geeta Rao Gupta di BBC.
"Yang jelas, dari laporan ini undang-undang saja tidak cukup".
Remaja
Ethiopia Meaza Garedu menjadi sasaran mutilasi genital perempuan ketika
ia berusia 10 tahun. Kini, ia ikut mengkampanyekan melawan praktik FGM.
"Di
desa saya ada seorang gadis yang lebih muda dari saya yang belum
dimutilasi karena saya membahasa masalah tersebut dengan orangtuanya".
"Saya
mengatakan kepada mereka seberapa besar operasi itu menyakiti saya,
bagaimana itu membuat trauma dan membuat saya tidak percaya dengan
orangtua saya sendiri," katanya.
"Mereka memutuskan apa yang mereka tak inginkan terjadi pada anaknya".
Menurut
laporan itu, sejumlah pria menentang FGM. Statistik di tiga negara
Afrika, Guinea, Chad, dan Sierra Leone, lebih banyak pria dibanding
wanita yang menginginkan FGM dihentikan.
Prevalensi kasus FGM juga
sudah menurun, hampir setengah dari kalangan remaja perempuan di Benin,
Republik Afrika Tengah, Irak, Liberia, dan Nigeria.
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan mutilasi kelamin sebagai pemotongan
sebagian atau seluruh alat kelamin perempuan eksternal atau melukai
kelamin wanita baik itu alasan tradisi atau alasan yang bukan untuk
terapi.
Praktik ini biasanya berhubungan dengan kebiasaan sosial
atau agama, tapi asal usul munculnya FGM masih diperdebatkan. FGM sering
dikaitkan dengan Islam meskipun faktanya tidak dilakukan semua umat
Islam, dan non muslim ada juga yang mempraktikkannya. Bahaya FGM
termasuk perdarahan parah, masalah kencing, infeksi, infertilitas dan
peningkatan risiko kematian bayi saat melahirkan
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH