Reyoet, Jakarta: Memang waktu menyusui dan
bekerja seringkali menjadi masalah bagi para ibu. Satu sisi, ibu merasa
bersalah jika tidak menyusui bayinya. Namun Ia juga terbentur peraturan
perusahaan yang menuntutnya tetap bekerja.
Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Elizabeth Yohmi.
SpA sempat berkata bahwa secara teori bekerja memang bukan halangan bagi
ibu untuk terus menyusui.
Namun kenyataannya di lapangan, para ibu
terpaksa memerah ASI secara dini. Padahal ada waktu yang tepat memerah
ASI. Kemudian bagaimana menyiasatinya?
"Ibu bisa memberikan ASI
sebanyak mungkin. Karena semakin banyak bayi menyusu, maka semakin
banyak pula keuntungan yang didapat bagi ibu. Dan jika tempat kerja ibu
dekat dengan rumah,
mungkin ibu bisa minta izin pulang untuk menyusui
bayinya sesaat, atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayi ke
tempat kerja," kata Yohmi yang ditemui di kantor IDAI, Jakarta dan
ditulis Jumat (23/8/2013).
Jika tempat ibu bekerja jauh dari rumah, Yohmi menyarankan untuk melakukan hal berikut:
1. Menyusui secara ekslusif dan sering selama cuti melahirkan
2.
Belajar untuk memerah ASI Anda segera setelah bayi Anda lahir (6 jam
setelah melahirkan). Mintalah perawat di RS untuk menjelaskan teknik
memerah yang benar di Rumah Sakit.
3. Hindari memulai cara lain untuk memberi minum bayi sebelum Anda benar-benar perlu.
4. Lanjutkan untuk menyusi di malam hari, di pagi hari, dan kapanpun saat Anda berada di rumah.
5. perah ASI sebelum pergi bekerja, dan berikan kepada pengasuh untuk diberikan kepada bayi.
6. Susuilah bayi setelah Anda memerah.
7. ketika Anda di tempat kerja, perah ASI 2-3 jam kali setiap hari kerja (sekitar per 3 jam)
8. Mengembangkan jaringan pendukung di tempat kerja dan rumah.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH