Reyoet, London: Orangtua yang tidak ingin bayi
laki-laki mereka terhambat emosionalnya sebaiknya segera simpan empeng
mereka. Alasannya, empeng atau yang akrab disapa dot itu bisa
mempengaruhi emosi mereka.
Demikan saran dari hasil penelitian dari University of Wisconsin-Madison yang dipublikasikan dalam journal Basic and Applied Social Psychology..
Menurut peneliti, penggunaan dot pada bayi laki-laki bisa membatasi kesempatan mereka meniru ekspresi wajah orang lain. Padahal cara itu bisa membantu mereka memahami emosi dan belajar empati.
Demikan saran dari hasil penelitian dari University of Wisconsin-Madison yang dipublikasikan dalam journal Basic and Applied Social Psychology..
Menurut peneliti, penggunaan dot pada bayi laki-laki bisa membatasi kesempatan mereka meniru ekspresi wajah orang lain. Padahal cara itu bisa membantu mereka memahami emosi dan belajar empati.
Penelitian itu mengibaratkan bahwa bayi tidak bisa tersenyum, cemberut, atau mengatur alis karena ada dot di mulut mereka. Berbeda dengan bayi perempuan yang menunjukkan kemajuan secara emosional meski mereka menggunakan dot.
Menurut peneliti, Paula Niedenthal, dari University of Wisconsin, pada setiap manusia di segala umur membaca emosi orang dengan melihat ekspresi mimik di wajah mereka. Itu bisa membantu mereka mengetahui apa yang orang pikirkan dan rasakan.
"Seorang bayi dengan dot di mulutnya kurang mampu mencerminkan ekspresi dan mewakili emosi mereka," katanya.
Niedenthal dan tim peneliti melakukan tiga penelitian di Prancis dan Amerika Serikat untuk menguji hubungan antara penggunaan dot dan mengelola emosi. Dalam studi pertama, para peneliti menemukan anak laki-laki berusia 6-7 tahun yang sering menggunakan dot di mulut mereka cenderung kurang bisa mengekspresikan emosi dari mimik di wajah yang terlihat dalam video mereka.
Dalam studi berikutnya, laki-laki yang sudah usia kuliah dilaporkan (baik dari ingatan mereka sendiri atau orangtua mereka) sering menggunakan dot saat masih kecil memiliki skor lebih rendah dibandingkan rekan-rekan mereka yang melakukan tes perspektif, salah satu komponen empati.
Penelitian ketiga melibatkan kelompok mahasiswa yang ikut dalam tes emotional intelligence untuk mengukur cara mereka membuat keputusan berdasarkan suasana hati terhadap orang lain. Pria di dalam grup ini yang sering menggunakan empeng saat bayi mendapat nilai rendah.
"Yang mengesankan adalah adalah konsistensi pola data yang luar biasa di tiga studi," kata Niedenthal.
"Tidak ada pengaruh penggunaan empeng untuk anak perempuan, dan ada kerugian untuk anak laki-laki dengan lamanya penggunaan empeng," ujarnya.
Lantas mengapa ada perbedaan hasil antara laki-laki dan perempuan? "Bisa jadi orangtua sengaja agar anak perempuannya menggunakan dot karena mereka ingin anak perempuan mereka pintar secara emosional," katanya.
Niedenthal mengakui hasil penelitian itu sugestif sehingga perlu ditanggapi serius dengan penelitian lebih lanjut.
Joseph Campos, seorang profesor psikologi di University of California, Berkeley, mengatakan, hasil penelitian itu menarik. Namun kaum ibu melaporkan bayi mereka masih bisa menunjukkan ekspresi emosi melalui lisan meski menggunakan dot di mulut mereka.
Selain itu, lanjut Campos, ada komponen lain di wajah untuk menunjukkan emosi termasuk alis, pipi, kerutan di sekitar mata, yang tidak terpengaruh oleh dot.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH