Reyoet, Jakarta: Pembalut atau tampon yang
digunakan wanita ketika sedang menstruasi, ternyata memiliki berbagai
risiko yang tidak Anda ketahui. Selain faktor lingkungan, faktor
kesehatan juga ada.
Seperti dilansir Care2, Senin (27/5/2013) berikut ini ada 5 hal yang perlu Anda ketahui tentang pembalut dan tampon:
Seperti dilansir Care2, Senin (27/5/2013) berikut ini ada 5 hal yang perlu Anda ketahui tentang pembalut dan tampon:
1. Residu Dioksin
Kebanyakan
pembalut dan tampon mengandung residu dioksin dari pemutihan kapas yang
digunakan. Dioksin merupakan karsinogen (pemicu kanker) yang bisa
langsung diserap ke dalam aliran darah tanpa penyaringan ketika kontak
dengan kulit.
Jika dioksin mengendap terus menerus di tubuh
manusia, maka penggunaan pembalut atau tampon bisa menyebabkan risiko
kanker karena bertindak sebagai pengacau hormon.
2. Ganggu saraf
Dioksin
juga menyerap magnesium dari tubuh yang dapat mengakibatkan kekurangan
mineral. Magnesium diperlukan untuk pergerakan saraf dan konduktivitas (kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik) sel pada otak, gerakan otot, untuk melepaskan kecemasan dan stres, dan ratusan fungsi biologis penting lainnya.
3. Pestisida
Kapas yang digunakan untuk membuat pembalut dan tampon ini kebanyakan disemprot dengan pestisida organofosfat.
Departemen Pertahanan AS (DOD) menerbitkan jurnal Nature Genetics yang menghubungkan gangguan neurologis seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan parkinson dengan paparan organofosfat (insektisida paling beracun).
Studi
ini menemukan bahwa pestisida menghambat aktivitas gen yang
mengendalikan gerakan tubuh. Seperti dioksin bahan kimia ini diserap
melalui kulit secara langsung ke dalam aliran darah. Pestisida juga
dikenal pengacau hormon, bahkan pada semprotan yang sedikit.
4. Satu pembalut sama dengan empat kantung plastik
Menurut salah seorang peneliti pembalut dan tampon di AS Joseph Mercola, satu pembalut setara dengan empat kantong plastik.
Tentu
saja ini membahayakan kesehatan dan lingkungan. Bahan kimia yang
ditemukan dalam plastik juga dikaitkan dengan gangguan endokrin,
penyakit jantung, dan kanker.
5. Tampon wadah pembiakkan bakteri
Khusus tampon, menurut peneliti memiliki bahan yang bisa mengembangbiakkan bakteri. Hal ini dikenal sebagai toxic shock syndrome (penyakit akibat bakteri). Bahan sintetis tampon ini sangat rentan terhadap bakteri Staphylococcus Aureus.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH