Reyoet, Jakarta: Beberapa perempuan tanpa disadari banyak
mengaitkan seks dengan kepasrahan. Artinya, perempuan ini menganggap
dirinya sebagai pihak yang penurut dan tunduk terhadap keinginan
pasangan saat berhubungan seks. Sayangnya, hal ini dapat membuat para
perempuan mengalami kesulitan dalam menikmati seks.
Dalam serangkaian penelitian terhadap beberapa orang mahasiswi, peneliti dari Universitas Michigan menemukan bahwa perempuan yang banyak mengaitkan seks dengan kepasrahan lebih sulit terangsang secara seksual. Namun hubungan ini tidak terlihat pada pria muda.
Dalam serangkaian penelitian terhadap beberapa orang mahasiswi, peneliti dari Universitas Michigan menemukan bahwa perempuan yang banyak mengaitkan seks dengan kepasrahan lebih sulit terangsang secara seksual. Namun hubungan ini tidak terlihat pada pria muda.
Perempuan ini
tampaknya telah menginternalisasi peran seksualnya sebagai penyerahan
diri. Hal ini mungkin terjadi karena para perempuan menyesuaikan
perilaku seksual dan keinginannya dengan budaya, namun tidak menyadari
bahwa hal itu dapat merusak gairah seksualnya.
Seorang peneliti
dari University of Michigan menggunakan uji asosiasi bawah sadar untuk
mengetahui sejauh mana perempuan mengaitkan seks dengan kepasrahan.
Sebanyak 36 orang mahasiswi berpartisipasi dalam penelitian ini.
Para
mahasiswi diminta menyelesaikan kategorisasi kata sederhana. Caranya
adalah diinstruksikan untuk memilah mana tulisan yang merupakan kata
dengan yang bukan kata dengan menekan tombol bertanda 'bukan kata' atau
'kata' pada keyboard secepat mungkin.
Setelah disediakan
kata-kata acak, tulisan akan disajikan di layar komputer. Tulisan akan
tetap berada di layar sampai peserta menekan tombol 'bukan kata' atau
'kata' kemudian dicatat waktunya.
"Respon perempuan cenderung
lebih cepat ketika kata-kata yang mengandung arti kepasrahan seperti
mematuhi, tunduk, budak, dan lemah diawali dengan kata seks dibandingkan
kata lain yang netral. Hal ini menunjukkan bahwa para perempuan ini
mengaitkan seks dengan kepatuhan," kata peneliti, Amy Kiefer, PhD
seperti dilansir WebMD, Sabtu (20/4/2012).
Perempuan
yang responnya paling cepat lebih banyak mengaku pasrah saat melakukan
aktivitas seksual. Selain perempuan, mahasiswa pria juga direkrut untuk
menjalani tes yang sama. Hasilnya, pria jauh lebih kecil kemungkinannya
untuk mengaitkan seks dengan kepasrahan.
"Kami menemukan bahwa
perempuan cenderung mengaitkan seks dengan kepasrahan tanpa disadari.
Perempuan nampaknya tidak didesain untuk tunduk secara seksual, dan
kesadaran yang lebih besar mengenai hal ini dapat membantu perempuan
untuk mencapai kepuasan seksual yang lebih besar," kata Kiefer.
Dalam
penelitian lanjutan, para peneliti meminta peserta perempuan menjawab
serangkaian pertanyaan untuk mengukur dampak perilaku pasrah dengan
gairah seksualnya. Para perempuan yang mengaku lebih banyak pasrah dalam
perilaku seksualnya cenderung lebih rendah gairah seksualnya.
Laura Berman, PhD, penulis buku 'Secrets of the Sexually Satisfied Woman',
mewawancarai beberapa ribu perempuan dalam penyusunan bukunya. Menurut
Berman, sebagian besar perempuan akan terpuaskan secara seksual jika
merasa nyaman dengan tubuhnya, mampu mengkomunikasikan kebutuhan
seksualnya dengan pasangan dan memiliki perasaan bahwa pasangan mengerti
kebutuhannya.
"Unsur-unsur pemberdayaan adalah kunci untuk
mencapai kepuasan seksual perempuan. Jadi masuk akal jika respon seksual
perempuan yang merasa kurang berinisiatif juga kurang begitu bagus,"
kata Berman.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH