Reyoet: Seekor kelelawar disebutkan terkait
dengan gangguan yang sedang menghantui Timur Tengah akibat virus korona
MERS yang masih misterius. Demikian sebuah penelitian terbaru
menyebutkan.
Para ahli menyebutkan, mereka telah mendeteksi adanya kecocokan
genentik 100 persen pada serangga makanan kelelawar yang berada di dekat
sarang sang kelelawar yang diketahui menjadi korban pertama penyakit
ini di Arab Saudi.
Middle East Respiratory Syndrome atau MERS
telah menewaskan setidaknya 47 orang, 39 warga Arab Saudi. "Ada beberapa
laporan temuan virus-virus MERS yang ada di hewan. Tak satu pun cocok
kode genetiknya," ujar peneliti Ian Lipkin yang juga Kepala Pusat
infeksi dan Imunitas universitas Columbia seperti dikutip dari Channelnewsasia, Minggu (25/8/2013).
Dalam
kasus ini, menurut Ian, virus yang mereka dapati ini identik urutannya
dengan virus yang ditemukan pada kasus yang menginfeksi manusia pertama
kali."Yang pentng, virus ini datang dari daerah sekitar munculnya kasus
pertama." jelas Ian.
Temuan ini yang juga melibatkan peneliti dari
EcoHealth Alliance dan Kementrian Kesehatan Arab Saudi dan
dipublikasikan secara online pada Rabu 21 Agustus dalam jurnal milik
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat berjudul
"Emerging Infectious Diseases"
MERS ditengarai merupakan sepupu
dari virus SARS yang pernah mewabah di Asia pada 2003. Seperti SARS,
diyakini virus ini dapat bermigrasi dari binatang ke anusa dan
menggejala seperti terserang influenza namun berbeda karena menyebabkan
gagal ginjal.
Antara Oktober 2013 hingga April 2013, para peneliti
mengumulkan lebih dari ribuan sampel dari tujuh spesies kelelawar di
wilayah-wilayah yan ada di Arab SAudi tempat MERS diketahui berada
pertama kali.
Setelah sejumlah rangkaian analisa, sampel kotoran
yang diambil dari Kelelawar Mesir yang berada beberapa kilometer dari
rumah korban pertama MERS mengandung rangkaian virus yang identik dengan
yang ada di korban tersebut.
Namun "tidak ada bukti adanya
paparan langsung kelelawar pada sebagian besar kasus MERS pada manusia"
ujar Wakil Menteri Kesehatan Arab Saudi sekaligus kepala peneliti, Ziad
Memish.
"Kalau kita fokus pada penelitian yang mengarah transmisi
antaramanusia rasanya kurang efisien. Karena itu, kami berspekulasi pada
induk atau asal virus yang berperan penting dalam memunculkan penyakit
ini pada manusia."
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH