Reyoet: Gigi susu lebih rentan berlubang secara anatomi daripada gigi permanen sehingga perawatannya harus dimulai sejak dini.
"Gigi susu lebih rentan berlubang, sehingga bila dibiarkan, dapat menyebabkan rasa sakit, abses dan tanggal sebelum waktunya," kata Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia Prof Dr Eky S. Soeria Soemantri, drg Sp.Ort (K) di Jakarta, seperti ditulis Rabu (4/9/2013).
"Gigi susu lebih rentan berlubang, sehingga bila dibiarkan, dapat menyebabkan rasa sakit, abses dan tanggal sebelum waktunya," kata Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia Prof Dr Eky S. Soeria Soemantri, drg Sp.Ort (K) di Jakarta, seperti ditulis Rabu (4/9/2013).
Eky
mengatakan, bila gangguan tersebut kerap terjadi pada gigi susu, dapat
menyebabkan tulang rahang tidak tumbuh secara maksimal, sehingga ketika
gigi permanen tumbuh, tidak mendapat ruang yang cukup dan akhirnya gigi
tumbuh secara berjejal.
Eky menambahkan, masalah pada gigi
susu juga berakibat pada gangguan fungsi pengunyahan dan kesulitan
pelafalan huruf dalam berbicara.
"Kalau gigi susu pada anak
seringkali sakit, anak akan memilih-milih makanan yang hanya dapat
mereka kunyah. Sehingga gizi yang diberikan menjadi kurang maksimal,"
ujar Eky.
Menurut Eky, gigi susu tumbuh lengkap dengan jumlah
20 buah pada gusi anak berumur empat tahun, kemudian mulai tanggal dan
berganti dengan gigi permanen sejak usia enam hingga 12 tahun.
Pada
usia tersebut, lanjut Eky, anak sedang dalam masa pertumbuhan dan
sangat membutuhkan gizi lengkap untuk mendukung perkembangan otak maupun
fisiknya.
"Untuk itu, pada usia tersebut, gigi susu pada
anak sangat penting untuk pencernaan makanan. Jadi, perlu dirawat agar
tidak terlalu sering sakit," ujar Eky.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH