Reyoet: Minuman keras (miras) oplosan memiliki
dampak lebih berbahaya dibandingkan dengan minuman alkohol lainnya. Hal
ini karena kandungan alkoholnya berbeda. Pada miras oplosan kebanyakan
orang mencampur dengan metanol bukan etanol.
"Etanol dan metanol merupakan jenis alkohol. Masih satu golongan
namun rumus kimianya beda kalau etanol adalah C2H5OH sedangkan metanol
berumuskan CH3OH. Sifatnya juga berbeda, kalau metanol bukan untuk
konsumsi namun etanol masih digunakan untuk minuman beralkohol seperti
bir, wine dan lain-lain," kata Apoteker, Abdul Mutholib S. Farm, Apt
saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (11/1/2014).
Hal yang sama juga
dikatakan Ketua Farmasi Rumah Sakit Fatmawati, Ahmad Subhan.
Menurutnya, etanol bisa diperoleh dari hasil fermentasi karbohidrat
sehingga digunakan untuk campuran minuman seperti wine.
"Methanol
itu lebih berbahaya dan ini yang biasanya digunakan untuk campuran miras
oplosan. Kalau etanol sifatnya masih bisa dikonsumsi namun dengan
batasan yang ideal yaitu dibawah 5 persen, kenapa wine itu tidak
menyebabkan kematian karena kan mereka itu alkoholnya dari fermentasi
karbohidrat atau anggur sehingga tidak mematikan. Namun terlalu banyak
juga tidak dianjurkan," kata Ahmad.
Ahmad menambahkan metanol
memiliki sifat yang lebih beracun dan biasanya dipakai sebagai bahan
bakar seperti spiritus yang berwarna biru itulah metanol. "Metanol murni
itu tidak bewarna namun sulit mendapatkannya dan tidak sembarangan
penggunaannya. Pewarna pada metanol atau spiritus itu bertujuan untuk
tanda bahwa tidak bisa dikonsumsi, efek keracunan itu biasanya terjadi
satu atau dua jam setelah mengonsumsinya," katanya.
Menurut Ahmad
tanda seseorang keracunan metanol yaitu mengeluarkan busa dari mulut,
pupil membesar dan gagal napas. "Para peminum miras oplosan akan
merasakan sensasi terbakar dan menyebabkan kematian jaringan, kegagalan
sistem saraf pusat. Selain itu akan menyebabkan gagal ginjal, katarak
karena pupul mata membesar, rusaknya lambung, metabolisme tubuh menurun,
rusaknya saluran pencernaan, enzim dalam tubuh rusak dan bisa menyerang
otak," kata Ahmad.
Abdul pun memiliki pendapat yang sama,
"Spiritus atau metanol sangat mudah diserap tubuh. Dalam lever metanol
dioksidasi menjadi formalin kemudian menjadi asam format, sehingga
menyebabkan kerusakan organ vital dan ada efek toksik lain pada tubuh,"
ujar Abdul.
Ahmad menambahkan metanol dibuat dari destilasi kayu,
karena itu sering disebut juga alkohol kayu, cairan ini banyak dipakai
pada industri sebagai starting material atau sebagai bahan kimia seperti
folmaldehid, asam asetat, metakrilat dan etilen glikol.
"Maka
dari itu efek metanol itu lebih berbahaya dan bisa berdampak seumur
hidup karena terserap dalam tubuh. Sedangkan etanol yang digunakan pada
minuman beralkohol seperti wine sudah terdaftarkan dan diketahui kadar
alkoholnya kalau di bawah lima persen masih aman," kata Ahmad.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH