Reyoet, Jakarta: Paparan racun kimia yang bisa ditemui dalam
kehidupan sehari-hari tidak hanya merusak kualitas sperma. Secara fisik
yang kasat mata, ukuran kemaluan lelaki juga bisa memendek karena
racun-racun yang berasal dari industri tersebut.
Sebuah lembaga pengawas racun lingkungan, EcoWaste Coalition memperingatkan bahwa paparan bahan kimia yang berasal dari industri makin mengancam kesehatan. Baik pada laki-laki maupun permepuan, racun-racun tersebut bisa merusak sistem reproduksi.
Para ahli dari lembaga ini menggolongkan racun-racun tersebut dalam kelompok Endocrine Disrupting Chemicals (EDC) atau bahan kimi perusak sistem endokrin. Termasuk dalam kelompok ini adalah Bisphenol A (BPA), Poly Chlorinated Biphenyl (PCB), paraben dan phthalates.
Sebuah lembaga pengawas racun lingkungan, EcoWaste Coalition memperingatkan bahwa paparan bahan kimia yang berasal dari industri makin mengancam kesehatan. Baik pada laki-laki maupun permepuan, racun-racun tersebut bisa merusak sistem reproduksi.
Para ahli dari lembaga ini menggolongkan racun-racun tersebut dalam kelompok Endocrine Disrupting Chemicals (EDC) atau bahan kimi perusak sistem endokrin. Termasuk dalam kelompok ini adalah Bisphenol A (BPA), Poly Chlorinated Biphenyl (PCB), paraben dan phthalates.
Racun BPA banyak ditemukan dalam produk berbahan
plastik, kemasan makanan olahan serta struk belanja. PCB banyak terdapat
di produk elektronik, sedangkan paraben dan phthalates ada di
produk-produk perawatan sehari-hari seperti sabun dan shampoo.
Selama
ini, ancaman dari bahan-bahan tersebut lebih banyak dikaitkan dengan
kerusakan sperma dari sisi kualitas maupun kuantitas. Meski tidak
kelihatan, kerusakan itu sangat menakutkan karena bisa bisa membuat
laki-laki tidak mampu menghasilkan keturunan.
Namun para ahli
tersebut mengingatkan, ancaman bahayanya bisa lebih serius antara lain
membuat ukuran penis makin pendek. Semakin sering dan banyak terkena
paparan bahan-bahan tersebut, kemaluan laki-laki semakin terancam jadi
lebih pendek.
"Bagi perempuan, racun-racun EDC juga mempengaruhi
perkembangan sistem reproduksi. Kesuburan menurun, serta lebih cepat
mengalami menopause. EDC juga meningkatkan risiko kanker payudara," kata
salah seorang ahli, Dr Markus Johansson seperti dikutip dari MB.com, Minggu (29/6/2014).
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH