Reyoet, Cikarang: Sebagai orang Indonesia kita
patut bangga karena baik jamu atau obat-obatan herbal bisa didapatkan
dengan mudah di sini. Namun pernahkan Anda berpikir bahwa jamu dan obat
herbal itu dua hal yang berbeda.
Walaupun keduanya memiliki manfaat menyembuhkan penyakit, tapi
seperti disampaikan Direktur Eksekutif DLBS (Dexa Laboratories of
Biomolecular Sciences), Dr. Raymond R. Tjandrawinata, MS, MBA, FRSC,
jamu dan obat herbal itu berbeda. Perbedaanya terletak pada pengujian
senyawa aktifnya.
"Seringkali produsen jamu salah paham bahwa
langkah ini menurut mereka mengambil lahannya. Padahal, sebagai produsen
obat yang bahan bakunya herbal, Dexa memiliki proses panjang hingga
akhirnya lulus uji klinis," jelas Raymond saat jumpa pers Peresmian
Industri Ekstrak Bahan Alam DLBS di Cikarang, Jawa Barat, Rabu
(21/8/2013).
Raymond menyontohkan, jamu itu didapatkan dari
tanaman herbal. Dari tanaman herbal itu didapatkan banyak senyawa. Dari
senyawa tersebut, ada banyak manfaat kesehatan. Sebut saja kayu manis.
Kayu manis sangat bermanfaat sebagai anti mual, kembung dan sangat baik
untuk lambung.
"Pada prinsip jamu, semuanya tanaman herbal ini
diolah dan semua manfaatnya bisa kita dapatkan.
Sementara obat herbal,
kami harus menempuh beberapa langkah uji yang panjang dan proses yang
disebut TCEBS (Tandem Chemistry Expression Bioassay System), untuk
menemukan satu manfaat obat yang merupakan senyawa paling aktif (fraksi
bioaktif)," jelasnya.
Jika sudah didapatkan ekstraksi senyawa
aktif tersebut, setelah itu diolah dan melalui uji kembali, dan
didapatkanlah manfaat obat Redacin yang berasal dari kayu manis. Obat
ini diklaim bisa meringankan gangguan pada lambung.
Raymond menambahkan, obat herbal ini aman digunakan namun tetap harus menggunakan resep dokter.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH