Reyoet, New York: Spesialis jantung kebanyakan
menunggu pasiennya bertanya seputar seks. Padahal, dokter sebaiknya
menjelaskan seputar seks kepada pasiennya sejak awal agar kehidupan
seksualnya terus berlanjut.
Dalam pernyataan konsensus yang dirilis American Heart Association and the European Society of Cardiology disebutkan, pasien jantung akan aman melanjutkan hubungan seksual dengan melakukan pencegahan seperti dikutip Wthitv, Jumat (23/8/2013):
1.
Sebelum melanjutkan hubungan seks, pastikan Anda terlibat dengan
aktivitas fisik yang cukup seperti berjalan cepat di tangga, tanpa nyeri
dada, sesak napas, atau gejala lainnya.
2.
Jika aktivitas sedang terlalu berat, hindari hubungan seksual tapi
lakukan yang tidak melibatkan hubungan intim. Pelukan atau mencium
mungkin oke.
3. Berhubungan seks di tempat yang nyaman, familiar, dan jauhi segala sesuatu yang bisa menambah stres, termasuk perselingkuhan.
4. Katakan ke dokter Anda tentang gejala apapun selama berhubungan seks, termasuk nyeri dada, pusing, atau insomnia sesudahnya.
5.
Beberapa posisi mungkin tidak aman. Pasien jantung yang operasi bypass
harus menghindari berada di atas dengan posisi misonaris.
Elaine
Steinke, seorang peneliti dan profesor keperawatan di Wichita State
University di Kansas, menjelaskan, berhubungan seks dengan posisi tegak
mungkin lebih mudah bagi pasien gagal jantung, yang gejalanya mencakup
sesak napas.
Ruth Westheimer, terapis seks 85 tahun, menjelaskan,
ketika berbicara tentang seks dan masalah jantung, kebanyakan pasangan
pasien jantung yang takut berhubungan karena berisiko menyebabkan
serangan jantung.
"Saya sarankan orang menuliskan pertanyaan
mereka dan mengirimkannya ke dokter terlebih dahulu untuk bertemu.
Dengan cara itu mereka akan meyakinkan pertanyaan yang akan diajukan dan
dokter memiliki waktu untuk menyiapkan jawaban," kata Westheimer.
Sementara
Dr Vijay Divakaran, yang merupakan seorang ahli jantung dari Scott
& White Hospital di Texas mengatakan, spesial jantung tak
pmendapatkan pelatihan formal untuk membahas masalah seks dengan
pasiennya.
"Kadang-kadang pasien tidak berbicara tentang hal itu,
mereka hanya ke Google, dan ada banyak kesalahpahaman di online, kata
Divakaran.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH