Reyoet, Jakarta: Seks itu idealnya spontan, namun kadang
jadwalnya perlu disesuaikan dengan siklus masa subur khususnya saat
sedang menginginkan kehamilan. Yang penting tidak usah terlalu kaku,
sebab disiplin yang belebihan malah bisa bikin impoten.
Pengaturan jadwal berhubungan seks sering dilakukan oleh pasangan yang sedang ingin punya anak. Kadang-kadang frekuensinya dikurangi, dengan harapan kualitas sperma terbaik bisa dikeluarkan pada saat pihak perempuan berada pada masa paling subur.
Namun penjadwalan ini sering menyebabkan stres di pihak laki-laki, yang kadang-kadang merasa terlalu dibatasi penyaluran hasrat seksualnya. Stres yang muncul karena terlalu disiplin menaati jadwal tersebut terbukti bisa memicu impotensi permanen.
Pengaturan jadwal berhubungan seks sering dilakukan oleh pasangan yang sedang ingin punya anak. Kadang-kadang frekuensinya dikurangi, dengan harapan kualitas sperma terbaik bisa dikeluarkan pada saat pihak perempuan berada pada masa paling subur.
Namun penjadwalan ini sering menyebabkan stres di pihak laki-laki, yang kadang-kadang merasa terlalu dibatasi penyaluran hasrat seksualnya. Stres yang muncul karena terlalu disiplin menaati jadwal tersebut terbukti bisa memicu impotensi permanen.
Penelitian terbaru di Journal of Andrology
membuktikan bahwa 4 dari 10 laki-laki mengalami impotensi atau disfungsi
ereksi gara-gara stres saat harus menaati jadwal bercinta yang terlalu
ketat. Angka ini cukup besar, sehingga para dokter diminta berhati-hati
saat memberi saran pada pasien.
"Stres yang muncul akibat
memikirkan hubungan seks yang terlalu diatur atau perilaku seksual yang
sifatnya wajib bisa memicu disfungsi ereksi pada laki-laki," tulis para
ilmuwan di jurnal tersebut, seperti dikutip dari The Independent, Minggu (25/8/2013).
Dalam
penelitian ini, para ilmuwan melakukan pengamatan terhadap 400
laki-laki yang sedang mengikuti program penjadwalan hubungan seks dalam
rangka ingin punya anak. Pengamatan dilakukan selam 6 bulan dan semua
partisipan tidak memiliki riwayat impotensi sebelumnya.
Hasil
pengamatan menunjukkan, sebagian besar partisipan mengalami peningkatan
kadar kortisol atau hormon stres. Teori sebelumnya yang mengatakan bahwa
peningkatan hormon kortisol bisa memicu disfungsi ereksi, juga terbukti
dalam penelitian ini.
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA SANGAT KAMI HARAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BLOG INI, TERIMA KASIH